CaraMemandang Kehidupan ( Paulus ) Nama Paulus memiliki 2 arti pertama artinya kecil. Kedua, Paulus artinya memiliki pendirian yang kokoh. Dari arti namanya kita tahu bahwa kehidupan Paulus tidak lepas dari Krisis, tetapi dengan pendirian yang kokoh Paulus bisa menang atas Krisis. II Korintus 11 : 23-28 berbicara tentang penderitaan yang
Perumpamaantentang orang yang ingin membangun menara dan raja yang akan berperang melawan raja lain mengilustrasikan harga pemuridan. Mengikut Yesus berarti suatu kemauan untuk menghentikan segala sesuatu; tidak ada yang boleh lebih diutamakan bila menjadi seorang murid. Tema kesetiaan ini terungkap di dalam perumpamaan tentang uang
Andreasadalah murid pertama, tetapi dia kalah terkenal dari Petrus atau Yoha-nes. Tetapi menarik karena justru dirinyalah murid yang pertama memberitakan Injil ke orang-orang non-Yahudi (Yohanes 12: 20-22). Dia memberitakan Injil kepada orang Yunani. Paulus nanti yang akan memperlebar wilayah pelayanan itu.
Kumpulankhotbah pendeta Bigman Sirait, menyajikan naskah khotbah populer,podcast, artikel, dalam prespektif kristiani, menyuarakan kebenaran keadilan Khotbah Populer Pendeta Bigman Sirait: ISU TENTANG YESUS
2502/2018 Ringkasan Khotbah. Ciri Murid Kristus. Lukas 9:57-62. Maka dalam konteks ini datang orang pertama yang berkata akan selalu mengikut Yesus ke manapun Yesus pergi. Harusnya Yesus bersikap positif terhadap proposal ini, tetapi Yesus memberikan jawaban yang sangat negatif. Setiap kali kita bicara mengenai orang Kristen, kita
Dimuat Sudah dimainkan. 0:00. MATIUS 26:69-75 MARKUS 14:66-72 LUKAS 22:54-62 YOHANES 18:15-18, 25-27. PETRUS MENYANGKAL YESUS TIGA KALI. Setelah Yesus ditangkap di Taman Getsemani, para rasul meninggalkan dia dan melarikan diri karena takut. Namun, ada dua rasul yang berubah pikiran dan berbalik untuk mengikuti Yesus.
joUPw3. Ilustrasi Khotbah Kristen - Yohanes 316“Ilustrasi khotbah kristen tentang Pengorbanan”-Kita sering mendengar tentang seseorang yang rela mati, memberikan nyawanya sendiri untuk orang lain, khususnya untuk seseorang yang dia kasihi. Kita sendiri, jika diperlukan, mungkin juga bersedia memberikan nyawa kita untuk seseorang yang kita kasihi.. Bayangkan sekarang anda memiliki kertas dan pena di tangan anda. Bisakah anda menuliskan nama-nama dari orang yang anda bersedia mati demi dia? Jika sangat diperlukan, saya bersedia memberikan nyawa saya untuk …. *orang ini. Apakah ada beberapa nama yang bisa anda tulis? Mungkin anda bersedia mati untuk pasangan anda, atau untuk orangtua anda, atau untuk anak anda. Mungkin nama2 merekalah yang anda pertanyaan berikutnya. Bayangkan anak anda. Jika anda belum menikah, bayangkan anda sudah memiliki anak. Karena itu anak anda, anda pasti sangat sayang kepada dia. Betul? Pertanyaan berikutnya Jika sangat diperlukan, bersediakah anda MEMBERIKAN NYAWA ANAK ANDA untuk mati berkorban demi menyelamatkan orang lain? Kalau tadi anda bersedia, anda rela memberikan nyawa anda sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Apakah anda bisa rela untuk memberikan nyawa anak anda untuk mati berkorban menyelamatkan orang lain?Lebih sulit bukan? Atau lebih gampang?Jika anak kita diculik, kita akan berkata, “Jangan culik anak saya, saya saja yang diculik sebagai gantinya”Jika anak kita hendak dibunuh, kita akan memohon, “Jangan bunuh anak saya, saya saja yang dibunuh sebagai gantinya”.Betul?Bagaimana dengan Tuhan? Saat kita membaca dari Yohanes 316 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kita baca ayat ini sekilas, bahasanya tampak begitu indah “mengaruniakan”, artinya memberikan sebagai hadiah. Arti itu tidak salah. Bahkan benar. Keselamatan dari Tuhan Yesus bagi kita adalah hadiah, cuma-cuma, tanpa Tuhan mengajar kita bahwa berkat Tuhan itu bersyarat, tetapi kasih Tuhan tidak bersyarat. Amin? Tuhan memberikan kepada kita surga, keselamatan, sebagai hadiah. Tanpa dalam dunia yang tidak ada yang gratis ini, Tuhan masih memberikan sesuatu yang tidak ternilai dengan tanpa syarat. Alias, benar-benar biasa Tuhan kita Yesus Kristus. Amin?Tetapi arti lebih mendalam dari kata “mengaruniakan” di,dwmi adalah “GIVE UP” = “menyerahkan karena tuntutan”. Tuntutan apa? Dosa-dosa kita menuntut kita kepada maut, kepada kebinasaan. Dan oleh karena TUHAN tidak mau kita mati binasa, Tuhan bersedia mengorbarkan anak-Nya untuk menyelamatkan kita dari yang tadi di atas kita bahas adalah LEBIH SULIT untuk kita mau mengorbankan anak kita untuk menyelamatkan orang lain. Lebih gampang untuk mengorbankan diri kita sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Betul?Lalu? Mengapa TUHAN mau? Yohanes 316 mengatakan “Karena begitu besarnya kasih Allah.”Kasih Tuhan lebih besar. Sangat besar bagi kita. Karena itu IA RELA. IA BERSEDIA. Walau SANGAT SULIT, Ia Lucado pernah menulis God would GIVE UP his only son, before He’d ever give up on you John 316. Artinya “Tuhan lebih bersedia menyerahkan anaknya yang satu-satunya, daripada menyerah untuk menyelamatkan kita.”Karena DIA sungguh sangat mengasihi kita. Karena DIA sendiri adalah itu memberikan kita pelajaran berharga, bahwa tidak ada kasih yang sejati jika tanpa adanya khotbah lainnya dapat di baca DI SINI.
Tetapi Yesus berkata “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Lukas 9 62 Beberapa Minggu yang lalu ketika saya berkesempatan melayani di salah satu jemaat, saya merasa terberkati dengan khotbah yang disampaikan. Di bawah tema “Mengikut Yesus, Keputusanku”, tema yang menurut beberapa orang merupakan tema klasik yang sudah umum. Namun di balik tema tersebut, mengikut Yesus setidaknya ada tiga hal yang harus kita jalani walaupun tidak mudah jalannya. Pertama, kita harus mempersiapkan diri dalam sebuah perjalanan yang jauh dari kenyamanan. Kedua, mengikut Yesus membutuhkan komitmen dan pengorbanan dan yang ketiga kerelaan melepaskan masa lalu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Artinya mengikut Yesus, kita harus siap melangkah ke depan dan tidak menoleh ke belakang. Seringkali kita merasa bahwa mengikut Yesus, pastilah semuanya akan baik-baik saja. Namun jika kita menelaah lebih jauh, iman kita justru semakin bertumbuh ketika dalam mengikut Yesus begitu banyak “kerikil dan ketidaknyamanan” yang kita hadapi. Si pengkhotbah memberikan contoh ketika ada seorang anggota jemaat yang begitu tekun dan giat dalam pelayanan di gerejanya, namun dia harus menerima respons negatif yang dilontarkan salah seorang warga jemaat tempatnya bergereja. Respons tersebut hampir saja membuat orang tersebut undur dari pelayanan. Seringkali tanpa sadar, kita suka menghakimi orang yang sungguh-sungguh ingin melayani Tuhan hanya dengan melihat penampilan luarnya saja. Ilustrasi tersebut mengingatkan saya bahwa ketika begitu banyak ketidaknyamanan yang kita alami dan apabila kita sudah berkomitmen “Mengikut Yesus, keputusanku,” maka kita juga harus bersiap untuk tetap melayani Tuhan dengan segala talenta yang telah Tuhan beri berikut risikonya. Kita harus siap menerima segala macam ketidaknyamanan dalam melayani Tuhan. Tuhan mengetahui kedalaman isi hati kita, termasuk motivasi pelayanan kita. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan yang tangguh dan berkomitmen serta tidak lagi menoleh ke belakang. Inilah yang diingatkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya dan kita. Saat kita sudah berkomitmen untuk melayani, untuk melakukan pekerjaan Tuhan, terimalah tanggung jawab dan risikonya. “Menoleh ke belakang” dalam perkataan Tuhan Yesus di Injil Lukas memberi kesan negatif. “Menoleh ke belakang” di sini bukan berarti kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu. Sebaliknya saat kita menoleh ke belakang, ada banyak hal yang bisa menghalangi kesungguhan kita dalam melayani masa lalu yang pahit, keluhan, kritik, atau keadaan kita yang menyenangkan di masa lalu. Selamat menikmati cinta kasih Tuhan dan selamat menjadi pengikut Tuhan yang terpanggil untuk memberi yang terbaik dan bukan yang sisa. Kiranya hanya cinta kasih Tuhan yang memampukan kita untuk menjadi pengikut Tuhan yang siap dibentuk dan terus melangkah ke depan. Jangan “menoleh ke belakang.” Soli Deo Gloria. Kumalawati Abadi
ilustrasi khotbah tentang mengikut yesus